Sejarah Perjuangan Tim Reptil Otawa dalam meraih medali Perunggu



Mungkin ini bisa dikatakan sedikit curhat,,, uuuu curhat,, malam minggu begini,, ditambah hujan lagi,,, emmm so sweat… bukankah lebih asyik jika ditemani dengan bacaan yang super menyentuh insyaAllah wkwkw…. Bagi yang malam ini lagi sendiri, jangan galau ya!! Jomblo bukan berarti gak laku kawan,, tapi memang ini adalah sebuah prinsip untuk bisa memegang keteguhan dalam berjuang meraih masa depan yang gemilang.


Sedih karena gak ada pacar? Itu gak jaman kawan.. tenang saja, ada Reptil yang akan selalu menemani hari-harimu dengan sejuta warna cinta yang terasa akan semakin sempurna, ditambah lagi nih kawan, apabila kita itu selalu bersama. Menikmati setiap keindahan dari sudut art si reptile ini kawan… dijamin deh bakalan susah move up. Saya aja terus terang, tidak pernah menyangka bisa menjadi bagian dari reptile ini,, apalagi sampai bisa terbang bersama ke kota Daeng Makassar beberapa minggu yang lalu dan Alhamdulillah kami tim Reptil Otawa diberikan kesempatan oleh Allah untuk menyabet Gelar Juara 3 di kelas presentasi..


Nah kali ini sob, saya selaku redaksional dari Reptil akan menceritakan sedikit pengalaman kami sewaktu pergi Pimnas 30 di UMI Makassar.
Ketika kami hendak berangkat ke Makassar, sebelumnya segala peralatan dan segala apa yang diperlukan telah kami packing rapi-rapi. Pagi-pagi sekali setelah subuh kami berlima Otawa berangkat ke Bandara Fatmawati dengan ditemani oleh keluarga dari kami masing-masing. Bahkan keluarga saya yang jauh di Muko-muko rela datang untuk mengantar kepergian Otawa ini untuk bertempur di medan perang. Hujan deras semakin menambah haru ketika harus berpisah dengan orang-orang yang dicintai, akan tetapi itu semakin menambah harmoni dalam sebuah perjuangan. Mereka semua orang tua kami mendoakan kami dengan begitu tulus, air mata yang menetes seakan menjadi penguat langkah kami semua, sehingga kami pun semakin meneguhkan langkah untuk tetap yakin, agar nanti pulang membawa apa yang diharapkan. Tidak hanya untuk keluarga, akan tetapi untuk Provinsi Bengkulu yang dibanggakan serta almamater yang sangat kami cintai. Walaupun hanya sebutir debu, dan hanya satu tetes pengharum, kami ingin berkontribusi lebih. Kami ingin memberikan apa yang kami miliki untuk Negeri tercinta ini.
Perjalanan selama kurang lebih 4 jam kami tempuh untuk menuju ke Makassar. Dan akhirnya kami sampai juga. Setiba disana kami merasakan sensasi yang begitu luar biasa, dimulai dari cuaca yang sangat berbeda dengan Bengkulu. Dan perbedaan waktu.
Kami disambut dengan LO yang sangat baik, dia adalah seorang mahasiswa dari UMI itu sendiri.
Namanya Ghina Fauziyah dan Muhammad Irfan Ibnu Hasan. Mereka bagaikan kompas ketika kami berada di Makassar, mereka selalu ada untuk kami, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kami.



Tiba di hari pembukaan kami lakukan dengan sangat baik. Memakai pakaian adat khas provinsi Bengkulu, 



Sesi pameran poster pun telah kami lakukan dengan baik
Tiba saat presentasi, awalnya saya pikir hanya tiga orang yang presentasi, tetapi ternyata di kelas ini kami berlima tampil dengan semaksimal mungkin. Jantung serasa ingin lepas dan doa selalu kami panjatkan, apapun hasilnya kami pasrah.



Tiba saat sesi penutupan. Dan malam itu adalah menjadi malam yang paling bersejarah bagi tim Reptil Otawa, karena euphoria yang kami rasakan ketika itu benar-benar mengena. Sampai saya menangis tidak tahu mesti berkata apa. Dan Alhamdulillah kami memperoleh juara 3 di kelas presentasi. Tawa, canda, haru, tangis, bahagia, seakan semuanya berpadu dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada-Nya,


Selepas hari penutupan kami diberikan kesempatan untuk bisa menjelajah keindahan kota Daeng, kami pergi ke Pantai Losari, salah satu pantai yang wajib dikunjungi apabila singgah di kota ini.
Kemudian kami pergi ke makam raja Gowa Sultan Hasanuddin. Lalu masjid Terapung, dan yang terakhir adalah ke Trans Studio Makassar,



Tak lupa kami membeli cenderamata untuk kawan-kawan yang ada di Bengkulu. Dan tak lengkap rasanya apabila belum mencicipi makanan khas Makassar, ada coto Makassar, Mie Titi, Pisang Epe’.
Berani berjumpa harus berani berpisah, jujur saya berat meninggalkan Makassar, karena sudah banyak kenangan yang telah diciptakan oleh Tim Reptil, saya sempat sedih juga, sebegitu cepatnya. Tetapi itulah memang suatu saat nanti kami Otawa pasti akan kembali mengijakkan kaki di Kota Daeng kembali.. Tunggu kami ya,,,


Karena Bengkulu sudah menanti kedatangan kami, Bengkulu harus maju dan pemuda-pemudi harus berkontribusi secara aktif.
Oya guys,, lupa nih.. kami Otawa ingin mengucapkan terimakasih kepada Keluarga, sahabat, saudara, teman, Ormawa selingkup jurusan, fakultas hingga Universitas dan kepada seluruh jajaran birokrasi Universitas Bengkulu, terimakasih atas doa dan dukungannya,


Kepada media yang selama ini telah membantu mempromosikan karya kami, kami sangat berterimakasih,
Kepada tim Gesit yang telah memberikan bimbingan, sehingga kami bisa mengetahui lebih dalam mengenai Pimnas itu sendiri. Kami sangat berterimakasih.


Kepada semuanya aja deh Love you pokoknya wkwkw…..
Yok kita sama-sama berkarya,, mumpung masih muda nih… semangatnya mesti berapi-api..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEMILANG BERSAMA REPTIL

TIM REPTIL MENUNTUT ILMU DI AIR SEBAKUL

REPTIL PUNYA PROGRAM EDUKASI